Monday, April 11, 2016

Menulis Resensi Buku Secara Online di Blog

Menulis Resensi Buku Secara Online di Blog

Resensi buku adalah salah satu cara belaja menulis. Walau tentu resensi buku lebih berkaitan erat dengan fakta-fakta yang kamu dapati dari buku yang kamu baca. Berbeda dengan menulis cerpen dan novel, menulis resensi tentulah non-fiksi. Artinya mencoba memberi informasi detail namun tetap tidak membuka semua informasi yang ada di dalam buku. Ringkasnya adalah berupa kesimpulan berupa kritik dan saran dari buku tersebut. Bukan pada isi cerita tapi pada fisik buku.

Pada gambar diatas adalah buku novel berjudul girls in the dark karya Akiyoshi Rikako penulis asal Jepang. Nah, kita mulai resensinya.

Identitas Buku

  1. Judul: Girls In The Dark
  2. Penulis: Akiyoshi Rikako
  3. Penerbit: Haru
  4. Tahun Terbit: 2015
  5. Tebal/Jumlah Halaman: 284
Penggunaan Bahasa

Buku ini menggunakan bahasa deskripsi untuk menjelaskan cerita di dalamnya. Tidak terdapat cacat dalam penulisan atau typo yang berarti. Beberapa istilah Jepang juga disertai keterangannya sehingga memudahkan pembaca untuk membayangkan maksud dari sang penulis. Karena termasuk buku terjemahan dan penterjemah ingin tidak merubah banyak hal seperti buku aslinya maka novel ini cukup sulit diikuti jika tidak terbiasa membaca buku terjemahan. Tidak seperti novel bahasa Indonesia pada umumnya.

Ikhtisar Buku

Novel ini bergenre Thriller. Bukan horor karena tidak terdapat unsur supranatural. Namun mencekam dan banyak unsur surprise yang tidak terduga. Cukup sulit diikuti karena menggunakan sudut pandang orang pertama yang berpindah-pindah. Sehingga tiap bab berbeda porsi karakternya. Ada 8 bab yang mana 7 bab menceritakan kisah masing-masing tokoh dari sudut pandang orang pertama. Agak membingungkan sebenarnya namun jika sudah selesai membaca satu bab maka akan mengerti. Menarik karena kental dengan nuansa khas Jepang. Dari latarnya sekolah swasta khusus perempuan. Diceritakan juga makanan khas jepang (cemilannya). Lalu misteri dan kebohongan yang akan terungkap satu demi satu. Cocok bagi yang menikmati kisah misteri seperti pembunuhan atau detektif. Banyak sekali informasi yang muncul belakangan sehingga pembaca butuh kecermatan untuk mengingat bab-bab yang sudah dibaca sebelumnya.

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan buku ini adalah nuansa cerita dan alurnya yang maju dan mundur. Berganti-ganti tokoh membuat kita tidak menyangka adegan demi adegan dan fakta demi fakta terungkap. Selain itu bahasanya yang ringan mudah dicerna serta konfliknya tidak terlalu rumit dan bertele-tele. Apalagi ada tambahan cerita pendek dari penulis yang membuat semakin menarik buku novel ini. Tidak heran buku novel ini juga populer di Indonesia. Kekurangannya terletak pada halaman pengganti bab. Font yang dipakai tidak mudah dibaca. Memang menambah nuansa thriller namun alangkah baiknya editor memilih font yang mudah dibaca. Seperti pada bab Macaronage. Karena fontnya membuat huruf C dan R terlihat mirip, butuh membaca seluruh bab itu baru paham kalau itu adalah tulisan untuk Makaron (sejenis makanan).

Kesimpulan

Buku ini yang diharapkan lebih banyak diterbitkan di Indonesia. Selain sebagai wadah referensi oleh pembaca dan penulis tentang karya sastra dari Jepang. Untuk buku, sangat bernuansa Jepang dan rasanya untuk karya terbitan penulis Jepang lainnya yang bernuansa horor, thriller, bisa menggunakan desain buku seperti ini.

Nah, itulah contoh resensi buku yang bisa kamu tulis secara online. Mudah kan? Memang banyak macamnya contoh resensi buku. Ini salah satunya yang sederhana yang bisa diikuti tanpa banyak pertimbangan khusus yang mendalam. Cari buku yang kamu punya, entah itu non-fiksi atau fiksi. Nantinya kamu bisa terus mengisi blogmu dan terus update. Menambah kualitas tulisanmu karena kamu berusaha menilai suatu buku sejujur-jujurnya.

Apa Saja Sih yang Bisa di Tulis di Blog?

Apa Saja Sih yang Bisa di Tulis di Blog

Sudah umum sekarang ini kalau seseorang memiliki blog. Baik yang gratis atau pun berbayar, blog menjadi seperti keharusan bersosialisasi di dunia maya selain menggunakan sosial media. Bagi kamu yang bingung apa saja yang bisa ditulis di blog sebenarnya banyak sekali. Tapi disini saya akan membahas hal yang khusus. Artinya bukan sembarangan ngeblog. Karena blog tentang isi curhatan atau kegiatan sehari-hari menjadi biasa. Semua orang bisa melakukannya. Nah, kenali macam-macam blogger yuks. Saya akan memberi referensi juga yang bisa kamu lihat nanti.

Blogger Hobi

Kamu punya hobi foto? Apapun itu baik dengan handphone sampai DSLR. Atau malah punya studio foto sendiri? Blogger fotografi berarti cocok untukmu. Di dalam blogmu kamu tidak sekedar memajang hasil karya fotomu semata. Tapi juga bisa memberikan tutorial memotret sampai menyediakan jasa foto di kotamu. Blog dari Wira Nurmansyah bisa kamu kunjungi untuk belajar lebih jauh tentang hobi fotografi dan travelling. Selain fotografi, ada juga blogger makanan yang membahas seputar dunia makanan yaitu Lidya Rachma. Dan masih banyak blogger yang mengisi blog mereka dari hobi.

Blogger Misteri

Hobi yang agak unik dan nyeleneh saya masukkan kategori ini. Seperti memelihara reptil, membahas seputar hal supranatural, dan teori konspirasi. Blog tersebut memang memiliki penggemar tersendiri. Saya pun beberapa kali mengunjungi blog seperti ini karena memang blog tersebut menghadirkan hiburan tersendiri di internet. Tidak harus melulu membaca berita dan politik kan? Nah, blog tersebut contohnya Enigma. Beliau bahkan sudah menerbitkan dua buku tentang dunia misteri yang dikumpulkan dari beragam sumber.

Blogger Review

Hobi yang satu ini cukup banyak digemari karena kalian tidak perlu menyediakan sumber dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Hanya perlu sering mereview sesuatu saja. Apa itu review? Review adalah mengulas sesuatu hal. Seperti mengulas tentang musik, anime, rumah, buku, traveling, tempat makan, dan lain-lain. Biasanya juga melakukan studi perbandingan. Seperti tempat makan mana yang enak di Jakarta. Anime apa di musim semi 2016 ini yang bagus. Musik apa yang cocok untuk di dengarkan sewaktu ingin tidur. Masih banyak jenis review blog yang ada di Indonesia yang bisa kamu cari.

Berhubung menulimaya adalah blog yang membahas tentang dunia tulis menulis online maka tentu blog dan blogger juga dibahas. Semoga pembahasan singkat ini memberimu gambaran ingin membuat blog seperti apa. Riset dulu ya, agar kamu tidak bingung nantinya. Selain juga blogger yang memiliki hobi yang sama bisa menjadi teman akrab loh. Selamat mencoba.

Apa Saja Sih Genre yang terdapat di Novel?

Macem-macam Genre Novel

Bagi yang belum tahu, banyak sekali genre dalam novel. Apa itu genre? Genre itu seperti topik utama. Cinta, horor, misteri, nah kali ini saya akan mencoba membahas secara singkat namun lengkap. Sehingga kamu yang ingin mencoba menulis novel akan paham genre apa nih yang akan kamu buat. Satu lagi, dalam satu buku novel biasanya dikategorikan lebih dari satu genre. Semisal di novel horor itu terdapat genre misterinya, thrillernya, dan romantisnya juga. Kompleks memang dan terdengar sulit dibuat. Tapi tidak demikian kok. Karena dalam novel konfliknya harus lebih dari satu dan juga banyak hal tidak terduga. Sehingga satu novel memiliki genre lebih dari satu itu hal yang wajar. Berikut genre novel yang ada.

  1. Drama. Biasanya cerita dalam novel ini menganduk konflik yang banyak sekali dialognya.
  2. Klasik. Sudah jelas novel ini adalah novel klasik yang diajarkan di sekolah-sekolah. Jika membuat novel klasik maka rujukannya adalah novel sastra di era tahun 1960-1980an atau bisa lebih tua dari itu.
  3. Graphic Novel. Novel ini mengandung unsur gambar. Biasanya ada adegan yang seperti komik. Hanya saja sebagian besar isinya tentu berupa tulisan. Masih ditemui di Lite Novel di Jepang.
  4. Kriminal. Biasanya seputar kasus pembunuhan, detektif dan kepolisisan.
  5. Fable. Novel ini seperti novel untuk anak-anak yang mana narasinya, tokohnya berupa binatang dengan nasihat dan pesan untuk kebaikan.
  6. Fairy Tale. Novel ini biasanya lebih ringan karena dibuat untuk anak-anak. Mengandung unsur magis, sihir, dan supranatural.
  7. Fan Fiction. Novel ini biasanya berdasarkan cerita dari televisi. Tokohnya dan latarnya mengambil dari sinetron televisi atau film. Hanya saja berbeda ceritanya.
  8. Fantasi. Mirip dengan fairy tale hanya saja lebih kompleks konfliknya serta lebih rumit penggambaran dunia latarnya. Seperti Harry Potter termasuk fantasi. Atau anime dari Jepang.
  9. Folklore. Novel ini mengambil tema berupa isu atau kabar burung dari orang-orang di daerah tertentu. Semisal legenda karena tidak memiliki catatan sejarah yang pasti.
  10. Historical Fiction. Novel ini mengambil latar belakang sejarah tertentu namun berbeda cerita dengan sejarah aslinya.
  11. Horror. Novel dengan cerita yang bertujuan membangkitkan rasa takut pembacanya. Cerita hantu dan makhluh halus atau kematian seseorang karena supranatural.
  12. Humor. Novel dengan cerita yang bertujuan untuk membuat pembaca tertawa. Sudah jelas kan ini seperti novel Raditya Dika.
  13. Legenda. Mirip seperti Folklore hanya saja benar-benar dituliskan mirip seperti cerita legenda yang beredar.
  14. Magical Realism. Novel yang menceritakan hal-hal tidak nyata yang berada di dunia nyata. Semisal tentang alien yang hidup bersama dengan manusia. Atau kucing yang bisa bicara dengan manusia. Atau hal-hal magis lainnya. Harry Potter bisa masuk juga pada hal ini. Karena sihir yang dipakai bisa juga digunakan bukan di dunia sihir.
  15. MetaFiction. Novel ini mengandung unsur romantis namun juga ironi. Seperti bad ending romantis. Biasanya menggunakan sudut pandang orang pertama sehingga pembaca merasa dirinyalah yang menjalani perjalanan romantis dan ironi tersebut.
  16. Misteri. mirip dengan kriminal diatas, namun juga mengungkapkan misteri tersembunyi tertentu. Sehingga lebih banyak hal yang disembunyikan di Novel ini pada bab-bab awal.
  17. Mitologi. Novel yang menceritakan kisah para dewa, orang suci, namun dengan alur cerita yang lain yang jelas berbeda dari legenda.
  18. Mitopoia. Novel ini menceritakan tokoh dari mitologi agama, cerita rakyat, yang disusun ulang dan disesuaikan dengan cerita yang ditulis oleh penulisnya.
  19. Realistic Fiction. Novel yang berdasarkan kisah nyata. Namun baik nama dan tempat disamarkan. Ceritanya benar-benar berdasarkan kisah nyata.
  20. Science Fiction. Novel yang mengandung unsur ilmu pengetahuan sebagai bahan penguat cerita.
  21. Short Story. Bukan termasuk novel karena cerita pendek. Tapi bisa dikembangkan menjadi sebuah novel.
  22. Thriller/Suspense. Novel yang menceritakan tokoh utama selalu mengalami kesialan atau terancam bahaya. Mirip dengan kriminal atau misteri hanya saja tokoh utamanyalah yang selalu menghadapi bahaya.
  23. Tall Tale. Novel yang berisi cerita humor namun kekonyolan dilakukan oleh tokoh utama. Mirip dengan novel Raditya dika.
  24. Western. Novel yang latar belakangnya berupa era dunia amerika zaman dahulu. Seperti cerita koboi atau indian.
Nah, genre diatas adalah genre secara garis besarnya saja. Tentu disetiap negara memiliki genre yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan pembacanya. Tidak disetiap genre diatas dimiliki oleh suatu negara. Di Indonesia tentu western tidaklah diperlukan. Oh, masih banyak lagi, bahkan ada sekitar 35 genre novel lagi yang belum disebutkan diatas. Kamu bisa melihatnya di DayliWritingTips. Seperti genre romantic comedy, melodrama, dan adventure fiction. Apapun genrenya, kamu pahami dulu dan carilah referensinya. Agar kamu bisa menulis novelmu nanti tidak berhenti di tengah jalan karena bingung genrenya apa atau tidak merubah alur cerita karena genrenya juga berubah.
Sunday, April 10, 2016

Mengenal Flash Fiction, Cerita Super Pendek

Mengenal Flash Fiction

Apa itu flash fiction? Hm... Sederhananya sih cerita super pendek yaitu maksimal 200 kata. Kaget? Sama. 200 kata itu sama layaknya menulis status di Facebook. Oke, sebagian akan bilang mudah. Tapi bagi saya cukup sulit. Tidak sama seperti puisi karena berpuisi, berpantun, memiliki pola atau aturan tersendiri sehingga kita hanya perlu memperindah bagian akhir kata walau pun dengan makna yang mungkin tidak semua orang paham. Sedangkan flash fiction sendiri berupa cerita atau kalimat, paragraf yang penuh arti, biasanya berupa kebalikan dari kenyataan yang ada. Susah membayangkannya? Sama. Nah, saya hadirkan beberapa Flash Fiction yang saya kutip dari BuzzFeed. Silahkan dibaca dibawah ini.

Penulis, Ernest Hemingway, "For Sale: Baby Shoes, Never Worn"
Jika kita artikan berarti, "Dijual: Sepatu bayi, tidak pernah usang". Makna dari flash fiction tersebut jelas sangat dalam. Seorang menjual sepatu bayi, pasti yang membelinya adalah keluarga yang ingin bayinya memiliki sepatu baru. Kalimatnya terkesan berkebalikan dari kenyataan. Jelas jika sepatu baru tidaklah usang, kan masih baru. Tapi yang digunakan adalah kata "never" yaitu tidak pernah sama sekali usang. Semestinya penjual mengatakan "Sepatu bayi, produk terbaru" atau "Sepatu bayi, baru, bukan barang bekas". Inilah kenapa flash fiction lebih sulit karena memiliki makna tersembunyi di dalamnya. Bisa jadi penjual itu ingin menjual pada keluarga miskin, yang tidak punya cukup uang membeli sepatu bayi berkali-kali. Sehingga dikatakan "never worn" atau "tidak pernah usang". Tapi apapun itu, ya hanya Ernest Hemingway sendiri yang paham. Beberapa terjemahan menerjemahkannya dengan kalimat, "Dijual: Sepatu bayi, belum pernah dipakai".

Penulis, Lydia Davis, "We know we are special. Yet we keep trying to find out in what way: not this way, not that way, then what way?"
Jika kita artikan berarti, "Kita tahu bahwa kita spesial. Tetapi, kita mencoba mencoba mencari tahu dengan cara apa: tidak dengan cara ini, tidak dengan cara itu juga, lalu dengan cara apa?" Maknanya seperti sepasang kekasih merasa diri mereka telah sempurna (kata "special") hingga menyadari mereka mencoba mencari tahu hal special yang mereka miliki. Sayangnya tidak dengan cara ini mengetahuinya, tidak juga dengan cara itu. Padahal cuma ada dua cara. Lantas apakah benar mereka special? Atau seperti kena amnesia? Maknanya seperti paradoks, tahu cara makan tapi bingung menjelaskannya. Seperti itulah. Bingung? Kadang saya merasa begitu. Flash fiction penuh dengan teka-teki.

Di Indonesia sendiri flash fiction sudah populer. Sekarang pun beberapa penerbit seperti Bentang Pustaka sering mengadakan sayembara menulis flash fiction ini. Beberapa penulis Indonesia juga ada yang menulisnya hanya saja saya tidak menemukan tulisan flash fiction terbaik yang bisa dijadikan contoh disini. Nah, sudah paham kan? Kamu juga bisa buat. Jangan terlalu panjang nantinya malah menjadi cerpen. Flash fiction melatihmu untuk bisa bersastra. Menyembunyikan informasi (hidden message), memadatkan cerita, serta menunjukkan (showing) bukan mengatakannya (telling). Selamat mencoba.

Menulis Cerpen dengan 3 Kata Ajaib

Menulis Cerpen dengan 3 Kata Ajaib

Artikel yang lalu dari saya membahas bahwa sebelum menulis novel, tulislah dulu cerpen. Semakin banyak menulis cerpen maka semakin baik alur cerita, konflik, tokoh yang kamu buat. Lalu rasanya kok kamu belum menulis cerpenmu juga ya? Hehe, sabar. Disini saya akan membahas apa yang telah saya pelajari mengenai menulis cerpen yang cukup mudah diikuti oleh siapapun. Apalagi bagi kamu yang suka membaca buku, baik fiksi atau non-fiksi, menonton film atau kartun, maka cara ini cukup ampuh untukmu. Langsung saja yaitu kita memulai menulis dengan tiga kata ajaib yang tidak saling berkaitan satu sama lain. Cara ini dipopulerkan oleh A.S. Laksana. Saya hanya menceritakan cara ini karena kamu bisa membeli buku karya beliau berjudul Creative Writing yang diterbitkan oleh Gagas Media. Langsung saja yuk.

Coba lihat gambar di atas. Ada tiga benda yang bisa kita lihat. Yaitu kaca mata, cangkir kopi, dan laptop. Dari ketiga kata tersebut kita bisa menciptakan satu paragraf pembuka untuk cerpenmu menjadi lebih menarik dan tidak biasa. Seperti nasihat yang diberikan oleh A.S. Laksana bahwa banyak penulis pemula memulai kesalahan umum pada kalimat pembuka cerita mereka atau pada paragraf pertama. Kesalahan itu seperti, "Pada suatu hari," atau "Matahari tampak terik siang ini, aku berjalan gontai menuju ke rumah" adalah kalimat pembuka umum yang sudah tidak lagi menarik untuk dibaca oleh siapapun. Dengan menentukan tiga kata acak yang tidak berhubungan sama sekali maka kita bisa menciptakan kalimat baru atau paragraf baru yang lebih segar.

Letakkan kaca mata sebagai kata awal paragraf. Cangkir kopi berada di tengah paragraf. Sedangkan laptop di akhir paragraf. Silahkan melihat contoh paragraf yang sudah saya buat di bawah ini.

Kaca matanya turun sebelah, lensanya retak, nafasnya memburu berkejaran. Andy bertahan setengah berdiri setelah badannya remuk redam dihajar oleh teman-temannya sekolahnya. Goresan, lecet, bercak darah menghiasi wajahnya. Sekuat tenaga melayangkan kepalan tangan ke salah satu lawan, tidak mengenai sasaran.
 "Ngaku aja, elu kan yang naruh racun itu di cangkir kopi Rahman?" tepatnya bukan racun, hanya obat pencahar perut.
Andy tetap diam, mencoba bertahan. Ada sesal menyeruak di pikirannya kali ini. Jika saja tidak dilihatnya pesan pagi tadi dari Facebook di laptopnya, dia tidak akan berakhir mengenaskan seperti ini. Kini tiap detik begitu berharga baginya.
Bagaimana? Cukup menarik bukan? Bahkan saya juga tidak menyangkan jika awal cerita diatas menjadi sebuah cerita bertopik thriller atau mencekam. Tentu selebihnya bisa dikembangkan menjadi cerita romantis kriminal atau malah ke arah fantasi dan horor. Bisa juga menjadi cerita slice of life tentang persahabatan semasa sekolah. Apapun yang akan terjadi setelah awal paragraf diatas tidak ada yang tahu kecuali saya sendiri. Begitu pun juga dirimu akan merasa tertarik untuk terus membacanya hingga akhir karena paragraf pembukanya tidak kamu sangka-sangka.

Tiga kata ajaib ini bisa lahir dari mana saja. Lihat sekelilingmu ada benda apa saja, lalu ciptakan saja cerita menarik dari tiga kata benda yang sudah kamu temukan. Kamu juga bisa melihat foto-foto atau wallpaper di website atau sosial media untuk mendukung ceritamu. Bebas. Inilah menariknya menulis cerpen. Kerjakan tidak lebih dari 30 menit dan setiap hari buatlah satu cerpen dengan panjang halaman tidak lebih dari 5 halaman. Maka setelah 30 hari jangan heran kamu akan memiliki cerpen sebanyak 30 yang bisa kamu print sendiri dan kamu bagikan ke teman-teman kamu.

Ini masih sederhana. Karena dengan membuat banyak cerpen bisa saja kamu nantinya menemui jalan buntu juga. Semisal cerita di cerpen pertama mirip dengan cerpenmu ke 50. Berarti kamu harus riset juga kan? Coba baca lagi artikel saya mengenai riset untuk menulis. Jika riset pun sudah, cerpen pun juga sudah dibuat banyak, kelompokkan berdasarkan topiknya. Bisa jadi saat ada lomba menulis cerpen kamu tinggal memilih cerpen mana yang akan kamu kirim. Bisa jadi juga dari cerpen diatas buatlah cerita bersambung. Nantinya bisa jadi novel juga kan? Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Yups, cukup disitu saja cerita saya dan pembahasan mengenai cerpen dengan tiga kata ajaib itu. Coba buat sekarang juga. Tidak lama. 30 menit selesai. Nikmati hasilnya.

Tanda-tanda Kamu Tidak Cocok Jadi Penulis

Tanda-tanda Kamu Tidak Cocok Jadi Penulis

Ada beberapa gejala seseorang yang dapat dilihat jika dirinya tidak cocok menjadi penulis. Sebenarnya, gejala ini hampir sama disetiap jenis pekerjaan. Jadi, saya buatkan saja untuk menyadarkan dirimu agar lebih memantapkan lagi niatmu untuk menjadi seorang penulis. Lantas apa saja yang merupakan tanda-tanda kamu tidak cocok jadi penulis?

Selalu Memikirkan Soal Uang

Banyak yang bahkan belum menulis sekalipun sudah memikirkan soal uang. Seperti, "kira-kira nanti dibayar penerbit berapa ya?" atau "kalau jadi penulis emang bisa buat biaya makan bulanan?" Penulis itu layaknya seniman. Artinya setiap karyanya memiliki arti. Tergantung dari tujuan yang kamu miliki sendiri, sebenarnya menjadi penulis tetap bisa menghidupimu. Hanya saja, tidak secepat yang kamu bayangkan seperti bekerja di kantor atau berbisnis. Jadi kalau dari awal sudah memikirkan soal uang dan terus begitu, maka menjadi penulis tidak cocok bagimu.

Buku Diterbitkan Sudah Pasti Terkenal

Tunggu dulu, jujur, saya beberapa membaca buku karya orang lain yang diterbitkan sudah mencapai belasan. Tapi baik sosok bahkan wajahnya sekalipun belum pernah muncul di televisi. Walaupun pekerjaan seni seperti layaknya seniman, penulis bukanlah artis. Hanya beberapa penulis terkenal seperti Raditya Dika dan Dewi Lestari saja yang sering muncul di televisi. Sisanya? Tentu tidak. Menjadi terkenal dikalangan pembaca pasti tapi belum tentu dikenal semua orang. Jika kamu beranggapan menerbitkan satu dua buku sudah bisa muncul di televisi, berarti kamu tidak cocok menjadi penulis.

Best Seller Itu Butuh Bertahun-tahun

Dewi Lestari dengan novel serialnya Supernova saja membutuhkan setidaknya 15 tahun dikerjakan dan menjadi best seller. Ada seorang penulis yang juga belasan tahun menulis dan belasan buku diterbitkannya belum juga best seller atau terkenal. Wajar karena sekali lagi, penulis bukan entertaimen. Belum lagi persaingan penulis pendatang baru terus bermunculan. Hanya saja, perbedaan terletak pada konsistensi dan penggemar. Tentu penulis dengan menerbitkan buku satu dua saja tidaklah memiliki penggemar sebanyak yang telah menerbitkan belasan buku. Terburu-buru ingin best seller berarti profesi sebagai penulis tidaklah cocok bagimu.

Dari tiga tanda diatas kamu harusnya paham, penulis adalah pekerjaan yang tidak sebentar. Menghabiskan waktu bertahun-tahun adalah hal biasa. Bersabar menjadi senjata utama. Banyak penulis yang akhirnya juga mengambil pekerjaan lain di dunia nyata untuk menutupi kekurangan pendapatan yang dihasilkan dari menerbitkan buku. Masih ingin jadi penulis? Siapkan lagi mentalmu ya, kuatkan lagi niat dan tekadmu!