Yakin Langsung Menulis Novel? Cerpen Dulu Saja
|
Banyak pemula yang dalam menulis terlalu tergesa-gesa. Sangat yakin dirinya bisa menulis novel padahal belum punya pengalaman yang cukup. Keyakinan itu penting dan wajib. Namun untuk menambah kualitas tulisan dan menghindari dari kesia-siaan waktu dan tenaga, setiap penulis menulis dari yang sederhana terlebih dahulu. Sebelum menulis novel alangkah baiknya untuk menulis cerpen.
Menurut HuffingtonPost, salah satu tips sukses menulis cerpen adalah tidak lebih dari 3500 kata. Menulis novel bisa sampai 20.000-25.000 kata. Sedangkan menulis cerpen sebagai media belajar penting karena kita belajar untuk tidak kehilangan momen dari cerita yang kita tulis. Kamu pasti pernah mendengar atau membaca novel yang tiba-tiba di tengah jalan kamu kehilangan minat untuk melanjutkannya. Ceritanya tiba-tiba terlalu datar dan mudah ditebak alurnya. Rugi kan jika akhirnya novelmu terbit tapi gagal best seller karena banyak orang yang menceritakan bukumu itu jelek.
Bagi saya, cerpen itu 3-7 halaman. Minimal 900 kata sampai 2700 kata. Terlalu banyak bisa hilang kesempatan untuk membuat orang tetap membaca. Kita belajar menulis padat dan ketat. Sehingga kita bisa menyampaikan maksud dari cerita kita pada para pembaca itu seperti apa. Jelas intinya, tidak bertele-tele tetapi tetap mengena di hati pembaca. Sebagian penulis pemula menghindari menulis cerpen lantaran mereka tidak ingin membuang-buang waktu. Padahal cerpen dengan 3-7 halaman dapat di tulis tidak sampai 3-5 jam dalam sehari.
Saya sendiri memilih untuk menulis cerpen 900 kata. Atau jika masih ada informasi yang perlu ditambahkan menjadi 1800 kata. Tokoh utama dengan tokoh pendamping konfliknya jelas. Alurnya enak dibaca karena tidak banyak kata yang diulang (boros kata). Dan juga dapat dibuat surprise endingnya. Kelebihan menulis cerpen adalah mengasah kemampuan menulismu untuk memberikan alur yang tegas, tidak kendor, tidak juga melebar kemana-mana. Membuatmu paham pentingnya prolog, klimaks, anti-klimaks, dan ending. Membuatmu paham bahwa dari cerpen pun, kamu bisa mengembangkannya menjadi novel.
Selain itu mencegahmu dari rasa bosan terlalu cepat karena ceritamu tidak kunjung usai. Saya punya pengalaman buruk bahwa menulis novel tidak jadi dan tidak selesai karena saya sendiri merasa tulisan saya sudah kehilangan alurnya. Di halaman ke 60 atau 80 sudah merasa jenuh, tapi belum sampai penyelesaian dari cerita. Rugi akhirnya. Sehingga belajar menulis cerpen membantumu untuk bisa menulis banyak cerita dari ide yang berbeda-beda. Coba ke storial.co, lalu kamu cari kategori cerita pendek. Ada hampir 600 cerita pendek dan bagus-bagus untuk dibaca. Bisa jadi referensimu dan juga membuatmu segera action menulis.
Saya sendiri sudah menulis cerita pendek di storial.co, berjudul Rusuk yang Hilang. Dibaca lebih dari 1600 pembaca. Sehingga saya yakin untuk mengembangkan cerita pendek itu ke dalam bentuk novel yang lebih panjang dan konflik yang lebih rumit. Tidak ada salahnya mencoba cerpen kan? Bahkan jika kamu ingin bersastra ria, kamu bisa juga berpuisi. Sama-sama menariknya. Jika cerpenmu sudah terkumpul banyak bisa kamu satukan semua menjadi satu draf naskah. Antologi cerpen namanya. Jika cerpenmu terdiri dari 5 halaman, kamu bisa mengumpulkan 16 cerpen untuk menjadi satu buku. Tidak banyak loh. Satu bulan kamu bisa membuat satu buku. Mudah kan? Silahkan mencoba. Oia, tips membuat cerpen akan saya bahas di artikel selanjutnya.
0 comments:
Post a Comment