Kenali Kategori Penjualan di Toko Buku, Sebelum Membuat Buku
|
Menjadi penulis tentunya harus mengerti tempat dimana buku dijual. Layaknya kamu ingin berdagang, berwirausaha, kamu perlu ke mall, pasar, supermarket untuk menentukan barang apa yang kamu jual. Kalau ingin menjual celana, maka celana apa yang ingin kamu jual. Jeans, celana kantor, celana olahraga, dsb. Begitu juga dengan penulis. Banyak penulis pemula bingung menentukan topik dari buku yang akan ditulisnya. Padahal caranya cukup mudah. Yaitu cobalah ke toko buku, dan lihat ketegori rak penjualannya. Ada buku fiksi dan non-fiksi. Di buku non-fiksi ada buku untuk ibu-ibu dan bapak-bapak, serta remaja dan anak-anak. Semakin kamu paham kategori penjualan yang ada di toko buku, kamu semakin mudah menentukan topik yang ingin kamu tulis nanti.
Mengawali menulis dari buku non-fiksi, saya tentu mengecek terlebih dahulu bagian rak penjualan di toko buku. Yaitu bagian parenting. Setelah melihat-lihat, saya jadi paham topik apa di rak parenting yang belum dibahas. Sehingga saya dapat menulis buku sesuai dengan keinginan saya namun tetap mengacu pada kategori penjualan yang sudah ada.
Banyak kesalahan terjadi atau memang bukumu mungkin yang pertama menjadi kategori di rak buku penjualan. Sehingga tidak heran bukumu menjadi salah ditempatkan. Dulu kasus itu terjadi oleh Raditya dika buku pertamanya berjudul kambing jantan. Rak kategori fiksi komedi memang saat itu belum lah sepopuler sekarang. Bukunya ditaruh di bagian pertanian/perternakan. Tentu nantinya pihak penerbit juga akan mengecek hal ini. Namun sayangnya tidak secepat yang kamu harapkan. Jadi alangkah baiknya kamu mengawali karir menulismu dengan kategori rak yang sudah ada dulu.
Sama seperti menulis fiksi. Kamu ingin menulis novel tentang fantasi. Permasalahannya, sampai sekarang tidaklah ada kategori khusus untuk novel itu. Lebih banyak tentang cinta-remaja, cinta-dewasa, horror (ini baru beberapa tahun belakangan), dan thriller (mencekam, kriminal, dsb). Mengenal kategori penjualan di toko buku juga membantumu mengenal penerbit lebih jauh. Ada beberapa novel fantasi karya anak bangsa, tapi kamu harus jeli melihat bukunya berada di rak mana. Nantinya kamu akan tahu penerbit mana saja yang bersedia menerbitkan buku dengan topik fantasi seperti bukumu. Sehingga kamu tidak mengirimkan naskahmu ke penerbit secara acak. Tidak buang-buang waktu juga kan?
Bisakah kita menentukan topik yang benar-benar tidak ada di dalam toko buku? Bisa. Kalau kamu berani menerbitkan bukumu sendiri (secara indie, penerbit online biasanya menyediakan jasa ini) maka kamu bisa menerbitkan bukumu. Hanya saja butuh tenaga ekstra disini. Sangat-sangat ekstra. Kenapa? Karena biaya penerbitan buku diawal kamu yang menanggung, biaya untuk desain cover buku dan layout juga kamu yang menanggung, serta biaya promosi. Tapi kalau kamu sangat yakin dan sudah memiliki penggemar di dunia maya, sosial media, cara ini bisa sangat dicoba.
Kategori buku di rak toko buku sebenarnya disesuaikan dengan minat baca pembelinya. Karena toko buku adalah bisnis, sehingga tidaklah mungkin toko buku menyediakan rak buku yang isinya buku-buku yang tidak diminati pembaca. Itulah asalan jelas kita tidak bisa juga berpikir terlalu idealis. Harus mengikuti tren dan perkembangan zaman. 5 tahun belakangan rak buku horror tidaklah sebanyak sekarang bukunya. Bahkan saya pun tidak berminat tentang hantu dan segala macamnya. Kalau berbau kriminal sih mungkin masih bisa ya. Walau banyak buku import horor seperti goosebump dan animorphs dulu, tapi penerbit dan toko buku tentu memiliki perhitungan sendiri agar tidak rugi. Sekarang buku itu saja tidak banyak bisa ditemui di toko buku manapun kan? Karena ada trennya ada zamannya sendiri.
Sudah paham pentingnya mengenali kategori penjualan di toko buku? Jika sudah, maka tentukan topik buku yang akan kamu buat.
0 comments:
Post a Comment